Kepala Bappedalitbang Prov. Kalteng Buka Rapat Komisi dan Sidang Pleno I TKPSDA WS Jelai-Kendawangan Tahun 2024
Palangka Raya - Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) wilayah sungai Jelai-Kendawangan menggelar Rapat Komisi dan Sidang Pleno ke - I TKPSDA tahun 2024, sejak 22-23 April 2024 di Hotel Swiss Bell Hotel Danum Palangka Raya, Senin (22/4).
“Kami juga menyampaikan selamat datang kepada semua peserta yang telah hadir pada Rapat Komisi dan Sidang Pleno I TKPSDA Wilayah Sungai Jelai-Kendawangan,”kata Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng Leonard S Ampung.
Baca juga : Kepala Bappedalitbang Prov. Kalteng Lepas Kontingen Pesparani Provinsi Kalteng Ikuti Ajang NasionalDijelaskannya bahwa, kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk membahas isu strategis abrasi pantai dan pengaruh Climate Change (perubahan iklim) di Wilayah Sungai Jelai-Kendawangan. Abrasi pantai, sebagai hasil dari erosi pantai yang dipercepat oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim, telah menjadi ancaman nyata bagi Wilayah Sungai Jelai-Kendawangan. Dampaknya terasa secara langsung, antara lain mulai terjadi kemunduran dan abrasi garis pantai sepanjang Kuala Jelai dengan air hitam akibat tidak ada Green Belt (hutan mangrove) dan besarnya hantaman gelombang laut Jawa padawilayah Kumai, Teluk Bogam, Keraya, Kubu di Kabupaten Kotawaringin Barat, Pantai Lunci, Jelai dan Kuala Jelai di Kabupaten Sukamara, serta untuk Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat di Pantai Pasir Mentimun. Tanpa tindakan yang tepat, risiko kerugian lebih lanjut bagi lingkungan dan infrastruktur pantai kita akan terus meningkat.
Selain itu, kita tidak bisa mengabaikan pengaruh perubahan iklim dalam meningkatkan tingkat abrasi pantai. Peningkatan suhu global dan tinggi air laut, bersama dengan perubahan pola cuaca yang tidak terduga, semakin memperburuk kondisi abrasi pantai di wilayah kita. Oleh karena itu, langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang terukur sangat penting untuk melindungi wilayah kita dari dampak yang lebih buruk dimasa depan, dan ini menjadi tantangan kita ke depan.
“Di tengah tantangan tersebut, kita juga melihat peluang untuk bertindak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi abrasi pantai dan dampak perubahan iklim tersebut. Mulai dari restorasi hutan bakau hingga pembangunan infrastruktur perlindungan pantai yang inovatif. Setiap langkah kecil menuju keberlanjutan lingkungan merupakan langkah yang berarti bagi wilayah kita,”jelasnya.
Leonard juga mengajak semua untuk bersatu dan berkomitmen untuk melindungi wilayah Sungai Jelai-Kendawangan dari ancaman abrasi pantai dan perubahan iklim. Ini dapat dijadikan sebagai panggilan untuk bertindak bersama, dengan visi yang kuat guna mewariskan lingkungan yang lestari bagi generasi mendatang.
Berkenaan dengan Rapat Komisi dan Sidang Pleno ini, Leonard juga berharap dapat menghasilkan diskusi yang produktif, pemikiran yang cermat, dan keputusan-keputusan yang bijaksana untuk mencapai kesepakatan penting dan menyusun rekomendasi yang konkret. (10_D)